Keberanian Memilih Diplomasi, Stabilitas, dan Masa Depan
daripada Permusuhan dan Konflik Abadi
Di kawasan Timur Tengah, konflik, tensi politik, dan
perpecahan ideologis bukanlah hal baru. Wilayah ini sudah berpuluh-puluh tahun
berada dalam ketegangan, terutama terkait isu Israel–Palestina. Namun tidak
semua negara memilih untuk terus berada di jalur konfrontasi. Dua negara yang
mengambil sikap berbeda adalah Yordania dan Arab Saudi.
Banyak analis menganggap bahwa sikap kedua negara ini—yang
tidak secara langsung memusuhi Israel dan memilih pendekatan dialog serta
diplomasi—menunjukkan kebijakan realistis dan kepemimpinan yang lebih matang.
Terlebih lagi, langkah ini memberikan dampak positif yang nyata bagi kesejahteraan
rakyat, stabilitas nasional, dan masa depan negara.
Berikut artikel lengkap untuk menjelaskan mengapa pemimpin
Yordania dan Arab Saudi dianggap lebih baik bagi rakyatnya karena keberanian
mengambil sikap yang tidak populer namun efektif.
---
1. Kepemimpinan yang
Mengutamakan Kepentingan Rakyat, Bukan Permusuhan Ideologis
Konflik bertahun-tahun di Timur Tengah membuktikan bahwa
permusuhan tidak membawa hasil positif. Negara yang terus terlibat dalam tensi
geopolitik cenderung:
menghabiskan anggaran
untuk militer,
mengabaikan
kesejahteraan rakyat,
membiarkan sektor
ekonomi memburuk,
dan menciptakan
generasi yang tumbuh di bawah tekanan panjang.
Yordania dan Arab Saudi memahami satu hal penting:
> “Tugas pemimpin adalah memastikan rakyat hidup aman,
bukan memenangkan perang ideologi.”
Dengan tidak memusuhi Israel secara total dan memilih jalur
diplomasi, kedua negara menjaga fokus pada pembangunan nasional, bukan
pertikaian.
Ini adalah bentuk kepemimpinan dewasa—sesuatu yang semakin
langka di era konflik politik global.
---
2. Dampak Ekonomi
Positif: Negara Tidak Terseret ke Dalam Spiral Krisis
Sikap diplomatik membawa manfaat ekonomi yang sangat besar.
Inilah realita yang sering diabaikan:
✔
Negara yang memusuhi pihak lain cenderung mendapat sanksi ekonomi
Tekanan politik internasional sering membuat negara tersebut
kesulitan mengakses pasar global, teknologi, dan investasi asing.
✔
Negara yang menjaga hubungan diplomatik justru mendapat stabilitas ekonomi
Arab Saudi dan Yordania berhasil:
- mempertahankan arus investasi,
- menjalankan proyek nasional besar,
- menyediakan lapangan kerja,
- menjaga inflasi tetap stabil,
- serta menghindari kerusakan ekonomi akibat konflik.
Sebaliknya, negara-negara yang memilih jalur konfrontasi
terbuka sering menghadapi:
- inflasi melonjak,
- krisis air,
- kekurangan energi,
- stagnasi ekonomi,
- dan menurunnya standar hidup rakyat.
Konflik selalu mahal. Diplomasi selalu lebih murah—dan lebih
cerdas.
3. Keamanan Rakyat
Lebih Terjamin: Menghindari Dampak Militer dan Terorisme
Ketegangan diplomatik sering memicu:
- ancaman peperangan,
- serangan balasan,
- radikalisasi kelompok ekstrem,
- serta kerusuhan dalam negeri.
Dengan menjaga hubungan yang lebih moderat, Yordania dan
Arab Saudi dapat mengurangi risiko konflik militer yang berdampak pada rakyat
biasa.
Rakyat tidak hidup dalam ketakutan dan negara tetap dalam
kondisi aman untuk bekerja, berusaha, dan membangun masa depan.
---
4. Melindungi Negara
dari “Kutukan Geopolitik” Krisis Beruntun
Beberapa negara di kawasan Timur Tengah mengalami krisis
demi krisis yang tidak berkesudahan, seperti:
- kekeringan ekstrem,
- kesulitan air bersih,
- inflasi parah,
- krisis ekonomi,
- keterbelakangan infrastruktur,
- dan instabilitas politik internal.
Meski ini bukan “kutukan,” kenyataannya negara yang
menerapkan kebijakan agresif dan memusuhi pihak lain cenderung mengalami beban
berat akibat tekanan internasional dan kesalahan manajemen.
Sebaliknya, Yordania dan Arab Saudi:
mendapat dukungan
global,
bisa mengakses
bantuan internasional,
memiliki peluang
kerja sama energi dan teknologi,
dan lebih mampu
menjaga pertumbuhan ekonomi.
Diplomasi mereka bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk
kecerdikan geopolitik.
---
5. Diplomasi Tidak
Menghilangkan Identitas Islam dan Solidaritas Palestina
Perlu dicatat bahwa memilih diplomasi tidak berarti
mengkhianati nilai moral atau keyakinan.
Baik Yordania maupun Arab Saudi:
tetap memberikan
dukungan kemanusiaan kepada Palestina,
tetap menyuarakan
perdamaian,
tetap melindungi
situs-situs suci Islam,
namun tidak memilih
jalur agresif yang merugikan rakyat sendiri.
Ini adalah Islam yang rasional, modern, dan penuh hikmat.
6. Kebijakan Moderat
Membuka Jalan Menuju Modernisasi
Arab Saudi saat ini sedang menjalankan Vision 2030, sebuah
visi besar untuk mengubah ekonomi negara dari ketergantungan minyak menuju
teknologi, pariwisata, dan industri masa depan.
Modernisasi seperti ini tidak mungkin dilakukan jika negara:
- terjebak konflik,
- memusuhi semua pihak,
- atau berada dalam isolasi politik.
Yordania pun melakukan reformasi untuk membuka diri pada
pariwisata, perdagangan, dan industri jasa.
Kedua negara membuktikan bahwa kemajuan membutuhkan
kestabilan, bukan kebencian.
---
7. Dunia Menghormati
Negara yang Rasional dan Diplomatis
Dalam hubungan internasional, negara yang moderat cenderung
mendapatkan:
- investasi,
- teknologi,
- kesempatan kerja sama,
- serta posisi strategis dalam forum global.
Saudi menjadi tuan rumah pertemuan besar G20, OPEC+, dan
forum internasional lainnya.
Yordania sering menjadi mediator konflik, dihormati karena
kepekaan politiknya.
Kekuatan bukan hanya militer—tetapi kemampuan membangun
jembatan diplomatik.
8. Rakyat Mendapat
Manfaat Langsung: Harga Stabil, Infrastruktur Baik, dan Pembangunan
Berkelanjutan
Kebijakan moderat berdampak langsung pada:
harga kebutuhan pokok
yang lebih stabil,
pembangunan
infrastruktur yang baik,
peluang pendidikan
yang meningkat,
kualitas hidup rakyat
yang meningkat.
Inilah yang jarang terlihat di negara-negara yang memilih
jalur permusuhan berkepanjangan.
---
9. Kepemimpinan Bijak
adalah Yang Menghindari Kerusakan — Bukan Menciptakannya
Pemimpin yang baik tidak hanya berani berperang, tetapi
berani menahan diri.
Ia memikirkan:
- masa depan anak-anak bangsa,
- stabilitas tanah air,
- dan kelangsungan ekonomi jangka panjang.
Memusuhi pihak lain mungkin terlihat heroik, tetapi:
> Heroisme tanpa perhitungan hanya akan mengorbankan
rakyat.
Yordania dan Arab Saudi memilih heroisme yang lebih sunyi:
membangun bangsa, bukan menghancurkan.
---
Kesimpulan Besar:
Diplomasi Adalah Jalan Pemimpin yang Visioner
Mengapa pemimpin Yordania dan Arab Saudi dianggap lebih baik
bagi rakyatnya?
Karena mereka:
✔ memilih stabilitas daripada
permusuhan,
✔ memilih pembangunan daripada
konflik,
✔ memilih diplomasi daripada
kehancuran,
✔ memilih masa depan rakyat
daripada retorika ideologis,
✔ dan memilih keamanan nasional
daripada emosi politik.
Inilah kepemimpinan modern: berani, realistis, dan fokus
pada kesejahteraan masyarakat.














